Minggu, 21 November 2010

Remaja yang Patut Ditiru

Remaja yang patut ditiru adalah remaja yang dapat mengantisipasi perubahan masa kini atau modern. Biasanya remaja yang seperti itu jarang ditemukan. Terkesan lebih banyak remaja berperilaku bebas yang tidak peduli terhadap kehidupan yang mereka lakukan. Mereka lebih berpikiran "yang penting senang" dan mementingkan ego mereka. Daripada mendengar perkataan atau arahan dari orang tua dan orang lain yang bersangkutan.
Beberapa perilaku remaja yang patut ditiru adalah sebagai berikut :
  • Remaja yang menghormati dan mendengarkan perkataan orang tua.
  • Rajin belajar dan aktif di sekolah.
  • Bergaul dengan siapa saja, tetapi tidak mengikuti pergaulan yang nakal.
  • Tidak menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Rajin mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah.
  • dsb.
Dari beberapa perilaku diatas dapat disimpulkan bahwa seperti itulah remaja-remaja yang patut ditiru oleh anak-anak remaja jaman sekarang ini. Sepanjang pergantian jaman, remaja di Indonesia semakin bertambah nakal. Sehingga membuat para orang tua selalu waswas dengan anak mereka. Adapun beberapa contoh remaja yang tidak patut ditiru adalah sebagai berikut :
  • Remaja yang bersikap seenaknya terhadap orang lain.
  • tidak aktif terhadap kegiatan di sekolah.
  • Pergaulan bebas.
  • menggunakan obat-obatan terlarang.
  • jarang mengikuti kegiatan ibadah.
  • dan perilaku negatif lainnya.

Minggu, 14 November 2010

Pentingnya Pembinaan Suara Hati

Salah satu kegiatan yang berdampak positif bagi remaja adalah Pembinaan Suara Hati. Pembinaan Suara Hati adalah salah satu cara untuk membina hati kita agar dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.
setiap diri manusia baik remaja maupun orang tua, pasti memiliki suara hati, gunanya untuk dapat memberikan hal yang positif bagi semua orang. Hal yang positif itu bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya membantu orang lain tanpa pamrih. Membina suara hati bisa dengan cara mengintrospeksi diri agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Salah satu contoh sekolah yang mementingkan pembinaan suara hati, yaitu SMPK KESUMA Mataram. Setiap tahunnya SMPK KESUMA mengadakan pembinaan suara hati bagi para siswa-siswinya. Khususnya bagi kelas 9. Pembinaan suara hati dapat dilakukan dimana saja. Bisa di tempat ibadah, dan di rumah yang disediakan khusus untuk mengadakan PSH atau Pembinaan Suara Hati.
Para Remaja yang mengikuti pembinaan suara hati ada saja yang tidak mengikuti dengan serius. Mereka lebih terkesan untuk bermain dengan teman yang ada disampingnya. Sehingga mereka tidak bisa mendapat makna apapun dari pembinaan suara hati tersebut.
Dalam pembinaan suara hati, kita diajarkan bermacam-macam materi dan pengembangan tentang pola perubahan masa remaja/pubertas.

Minggu, 07 November 2010

Dampak Negatif Facebook Bagi Remaja

Tidak bisa dipungkiri jika kini facebook telah menjadi wabah baru dikalangan remaja dan pelajar di Indonesia. Bahkan kini Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang paling banyak menggunakan media jaring sosial terfavorit ini. Lalu apakah keberadaan FB membawa pengaruh bagi perkembangan mental remaja ? Dan apa saja pengaruh negatif Facebook ( FB ) pada remaja saat ini ?
Jika dirunut dari beberapa peristiwa kebelakang mengenai kasus penculikan remaja dan pelajar beberapa waktu lalu akibat perkenalannya dengan teman sebaya di FB, maka kejadian ini memang sangat menakutkan. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya Handphone yang memiliki fasilitas Facebook. Jadi seorang remaja tidak perlu lagi repot ke warnet atau mengaktifkan internet dirumah jika hanya untuk sekedar update status dan chating via Facebook
Dari penuturan ahli psikologi, pengaruh negatif facebook pada remaja ada 3 hal yaitu :
1. Facebook menghalangi seorang remaja untuk bergaul didunia nyata
2. Facebook menghalangi seorang pelajar untuk berkembang di dunia nyata
3. Facebook bisa menurunkan tingkat kecerdasan anak
Dari 3 pengaruh negatif Facebook terhadap remaja tersebut, kita dituntut untuk lebih bijak menggunakan jaring pertemanan ini dengan lebih baik. Diharapkan keberadaan FB tidak justru menjadi kontra produktif bagi kita. Dan juga diharapkan pemerintah bisa menghadirkan program penyuluhan kepada remaja di Indonesia bagaimana cara memanfaatkan Facebook menjadi lebih berguna dalam meningkatkan perkembangan mental Remaja

Masa Ketertarikan Pada Remaja

Pada masa remaja biasanya kita sudah tertarik pada lawan jenis. Ada yang tertarik pada perempuan, ada pula yang tertarik pada laki-laki. Biasanya mereka sampai ke jenjang pacaran. Pacaran dapat diartikan sebagai masa saling mengenal lawan jenis sehingga menjadi lebih dekat. Namun, bukan hanya remaja yang telah mengenal kata 'Berpacaran' tetapi anak-anak yang baru menginjak Sekolah Dasar. Masa berpacaran pada masa remaja, memiliki sisi positif dan negatifnya. Terkadang pacaran disalahgunakan hingga menjadi pacaran yang tidak sehat. Pacaran yang tidak sehat itulah yang bisa menimbulkan dampak negatif pada masa remaja. Bagi remaja, pacaran boleh saja, asalkan tidak berlebihan. Di masa ini peran orang tua benar-benar sangat dibutuhkan. Masa ketertarikan pada lawan jenis ini memang masa yang dapat dibilang masa paling indah. Karena, pada masa ini kita dapat lebih mengenal teman lawan jenis kita.



Remaja dan Pacaran masa remaja merupakan masa meningkatnya ketertarikan terhadap lawan jenis remaja dan pacaran hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya hormon dalam diri remaja. Pada masa ini remaja sudah mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis yang sering disebut pacaran atau berkencan. Bagi sebagian remaja bisa memiliki pacar merupakan prestasi tersendiri karena remaja merasa bisa diterima dan disukai orang lain. Dengan demikian remaja mengembangkan body image yang positif sehingga meningkaykan harga dirinya. Berbeda dengan remaja yang tidak memiliki pacar, mereka merasa ditolak dan tidak diinginkan. Mereka merasa buruk dan menurunkan body image-nya. Perasaan ditolak ini bisa membawa remaja lari ke hal-hal negatif. Remaja yang sudah berpacaran juga mengalami konflik-konflik antara lain :

Perbedaan pendapat diantara keduanya.

Pacar yang selingkuh.

Tidak percaya, curiga, cemburu.

Pacar yang memiliki kebiasaan buruk bisa membawa pasangannya menjadi seperti dirinya.

Pacaran yang tingkatnya sudah berlebihan dapat mengarah pada seks bebas dan kehamilan remaja karena pada masa remaja minat seks juga meningkat.

Putus dengan pacar bisa menyebabkan sedih yang berkepanjangan, depresi bahkan bisa menyebabkan bunuh diri.

Perasaan ditolak dan tidak diinginkan karena diputus pacar bisa membuat remaja menarik diri atau lari pada hal-hal negatif.

Peran Orang Tua terhadap Remaja

Pergaulan yang negatif adalah salah satu dari sekian banyak penyebab kehancuran sang anak. Saat ini dapat kita lihat banyaknya sistem pergaulan kawula muda yang mengadopsi gaya ala barat (westernisasi) dimana etika pergaulan ketimuran telah pupus, mungkin anda pernah atau bahkan sering mendengar kata-kata MBA (married by accident). MBA tampaknya sudah menjadi tren dikalangan remaja dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah banyak dilakukan pada saat pacaran. Anak-anak muda sudah menganggap tradisi ini hal yang biasa dilakukan pada saat pacaran bahkan ada yang tidak segan-segan untuk merekam adegan mesum tersebut untuk disebarkan dan ditonton dikhalayak ramai. Apakah ini bukan kehancuran bagi sang anak?. Jawabannya tentu saja iya.

Satu lagi permasalahan yang sering ditakuti oleh orang tua yaitu narkoba, sudah jelas barang haram ini dikategorikan sebagai barang berbahaya dan terlarang yang bisa merusak generasi muda. Narkoba menjadi jurang kehancuran bagi sang anak. Ironisnya memakai barang haram ini juga sudah menjadi tren remaja sekarang dengan anggapan bila mengkonsumsi barang ini akan menjadi senang atau yang dikenal dengan bahasa gaulnya (fly). Padahal sudah jelas menurut kesehatan mengkonsumsi barang-barang sejenis narkoba sangat merusak kesehatan terutama pada sistem syaraf apalagi dengan mengkonsumsi barang ini akan membuat ketagihan dan ketergantungan, ini sungguh menakutkan.

Apakah kita sebagai orang tua ingin melihat anak hancur masa depannya karena kesalahan yang tidak semestinya terjadi? Di sinilah peran penting orang tua dalam mengontrol dan mengawasi sang buah hati. Menjadi orang tua bukan soal siapa kita, tetapi apa yang dilakukan. Pengasuhan tidak hanya mencakup tindakan tetapi mencakup pula apa yang kita kehendaki agar sang buah hati kita mengerti akan hidup. Apa artinya hidup dan bagaimana menjalani kehidupan ini dengan baik.

Semua pasti ingin menghendaki hal yang terbaik untuk anak-anaknya. Orang tua ingin mendisiplinkan, mendorong, dan menasihati agar mereka berhasil menjalani kehidupan sedari kanak-kanak hingga sampai dewasa. Orang tua harus menjadi yang terbaik dalam hal apapun. Banyak orang tua ingin mendorong anaknya untuk melakukan hal yang terbaik dalam kehidupannya. Termasuk ingin membuat buah hatinya untuk bebas mengeluarkan dan menggali bakat dan minat yang dimiliki sang anak.

Hal yang semestinya dipahami adalah banyak anak mengalami kesulitan untuk membedakan antara menerima atau menolak tindakan atas apa yang mereka lakukan. Misalnya saja penerimaan orang tua terhadap prestasi yang dimiliki atau dicapai anak bisa dianggap anak sebagai rasa cinta orangtua kepadanya,tetapi penolakan yang dilakukan orang tua terhadap tindakan yang dilakukan anak membuat anak beranggapan mereka tidak dicintai dan disayangi lagi. Setiap anak perlu tahu kalau mereka disayangi dan dicintai orang tua dengan sepenuh hati, meskipun sebaliknya, setiap orang tua harus mencintai dan menyayangi sang buah hati tanpa syarat apapun, baik buruknya sifat maupun sikap yang dimiliki sang buah hati, mereka harus menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak.

Semua anak ingin diperhatikan kedua orang tuanya. Pernyatan ini sangat sederhana bagi kita semua, tetapi sifatnya fundamental bagi kedua orang dalam mengasuh buah hati mereka. Karenanya dalam pola pengasuhan sebaiknya setiap orang tua tidak boleh membedakan anak satu sama lain.

Remaja dan Narkoba

Remaja adalah calon penerus bangsa. Mereka lah yang akan memegang tongkat estafet generasi bangsa. Namun, narkoba telah menjadi hambatan bagi para generasi bangsa untuk berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Pengaruh narkoba yang membuat mereka kecanduan menjadi malapetaka bagi para orang tua dalam mendidik anak mereka ke depannya. Namun, hal ini tidak bisa disalahkan begitu saja kepada sang remaja karena remaja merupakan masa peralihan dalam hidup seorang manusia. Beberapa faktor seperti lingkungan yang kurang mendukung, keluarga, hukum yang tidak tegas dan pemerintah yang kurang peka juga menjadi faktor yang cukup berpengaruh.
Lingkungan adalah faktor yang cukup menentukan pola pikir seseorang terhadap segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Bisa dibilang pola pikir seseorang berasal dari lingkungannya sebagai contoh anak yang lahir di keluarga bangsawan dan hidup di istana maka dia akan berpikir seperti layaknya seorang putra bangsawan yang gagah perkasa dipuja oleh rakyatnya sedangkan orang yang biasa hidup di lingkungan yang semua orang didalamnya suka mencuri maka orang itu berpikir bahwa mencuri adalah hal biasa walaupun dia tahu bahwa itu sebenarnya tidak baik. Sama seperti remaja jika lingkungan yang membesarkannya buruk atau tidak mendukung kepribadian yang baik maka pola pikirnya tentang hal-hal yang baik akan berubah menjadi buruk juga. Para remaja menjadi berpikir bahwa narkoba itu baik di lingkungan tempat dia hidup dimana banyak pecandu lain yang menikmati narkoba sama seperti dia. Lama-kelamaan remaja tersebut terpengaruh dengan pola pikir pecandu yang lain bahwa narkoba baik untuk dirinya dan dia tidak dapat hidup tanpa narkoba. Mereka akan menghalalkan segala cara untuk dapat menikmati narkoba tersebut walaupun harus melakukan tindakan kriminal sekalipun.
Keluarga juga merupakan faktor yang juga menentukan tentang kenakalan remaja yang menggunakan narkoba. Hal ini dapat dilihat dari para remaja yang biasa ditinggal oleh para orangtuanya karena sang orangtua sibuk mencari uang sebanyak-banyaknya sehingga meninggalkan anaknya seorang diri dirumah. Walaupun anak itu sudah dipandang cukup dewasa tapi tetap saja dia hanya remaja yang umurnya masih belasan tahun. Dia juga butuh perhatian dari orangtua, saat dia balik ke rumah para remaja pasti berharap ibunya sudah memasakkan makanan kesukaannya dan pada saat ayahnya ada di rumah dia ingin agar ayahnya menjadi teman bermainnya di rumah. Tapi apa yang terjadi saat ini dirumah, para orangtua hanya ingin menikmati kesenanganya sendiri Remaja pun akhirnya mencari kasih sayang lain yang tidak ia dapat di rumah dan inilah yang mengakibatkan para remaja menjadi memilih narkoba sebagai alternatif lain itu. Ia cukup meminta uang kepada orangtua dan karena orangtua terlalu sibuk merekapun memberinya tanpa banyak tahu untuk apa uang tersebut.Begitulah yang terjadi pada remaja saat ini.
Faktor hukum itu berasal dari pemerintah. Segela sesuatu yang tidak sejalan dengan hukum yang ada pada saat ini kelak akan ditindak tegas oleh aparat yang berwenang. Namun hal itu tidak terjadi saat ini melihat banyaknya remaja yang menggunakan narkoba dengan santai dan nyaman. Hal ini terjadi karena polisi kurang sigap dalam menangani kasus narkoba. Polisi memang menindak langsung para bandar dan pemakai narkoba namun para bandar dan pemakai itu pun bisa bebas keluar setelah melalui masa tahanan yang cukup singkat antara 2-5 tahun. Mereka tidak akan jera hanya dengan hukuman yang terlalu ringan ini. Itulah sebabnya masih banyak kasus narkoba yang merajarela di Indonesia yang disebabkan hukuman yang terlalu ringan sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi para bandar dan pemakai narkoba tersebut.
Faktor ini berhubungan dengan lingkungan yang membesarkan seseorang. Masyarakat adalah kumpulan orang-orang berada di sekeliling kita yang akan selalu ada di sekitar kita. Saat ini masyarakat yang ada di sekitar para remaja adalah masyarakat yang kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya.Masyarakat tidak lagi memperhatikan apa saja yang terjadi di lingkungannya, mereka sudah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing sehingga kesadaran tentang lingkungan sekitarnya menjadi berkurang. Hal inilah yang menyebabkan remaja banyak menggunakan narkoba karena tidak ada antisipasi masyararakat sekitar terhadap narkoba itu sendiri.

Minggu, 31 Oktober 2010

Pergaulan-pergaulan pada masa remaja

Masa remaja adalah masa yang paling rawan dengan pergaulan yang negatif maupun positif. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai hal-hal yang negatif tentang masalah remaja. Seperti yang sering kita lihat di televisi maupun di lingkungan masyarakat sekitar kita. Banyak remaja masa kini yang terjaring pergaulan bebas misalnya merokok, obat-obatan terlarang, dan hamil diluar nikah. Pergaulan tersebut banyak dialami pada anak yang tertekan oleh suatu masalah, seperti masalah pribadi maupun pada masalah dalam lingkungan luar. Masa remaja adalah masa yang sangat sensitif dengan suatu keadaan yang tidak bisa di terima oleh akal sehatnya atau tidak bisa ditanggapi. kebanyakan remaja mengalami masalah dengan obat-obatan terlarang akibat kehidupan di lingkungan keluarga yang tidak harmonis.

Dalam masa remaja orang tua sangat berperan penting yaitu untuk membimbing kita supaya tidak terjerumus dalam hal-hal yng negatif. Narkoba adalah salah satu musuh yang sangat dekat dengan pergaulan bebas remaja. Alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi. Pengaruh sosial dan interpersonal termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan juga penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.

Masalah-masalah Pada Remaja

Masa remaja memang masa yang paling rawan. Mulai muncul banyak masalah-masalah yang terjadi pada remaja.Tetapi, ada juga remaja yang menaggapi masalah remaja dengan positif.
Berbagai masalah pada remaja :
  1. Pergaulan para remaja yang negatif.
  2. Sikap menentang orang tua.
  3. Ketidakstabilan emosi.
  4. Terpengaruh oleh lingkungan dan masyarakat sekitar.
Contoh masalah remaja yang terpengaruh oleh lingkungan dan masyarakat:
  1. Merokok. Merokok adalah masalah yang paling sering kita temui di masa sekarang ini.Biasanya para remaja melihat orang yang lebih dewasa yang sedang merokok, kemudian ia mulai mencoba merokok. Bisa juga melalui teman yang sudah kecanduan merokok.
  2. Pemakaian obat terlarang, contohnya narokoba, sabu-sabu, dll.
  3. Miras (Minuman Keras)
  4. Seksualitas pada remaja.

Pengertian Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Masa remaja biasanya diawali dengan masa pubertas, seperti perempuan mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah. Masa remaja juga adalah masa yang paling rawan, karena di masa inilah para remaja mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Masa remaja adalah masa yang paling indah dan juga masa yang menyedihkan. Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian.  Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Pengertian remaja dari beberapa ilmuan:

  1. Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. 
  2. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
  3. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.